Pusing dan Badan Pegal
wantmag.com – Pusing dan badan pegal merupakan keluhan yang sering dialami para ibu, terutama saat beban mental rumah tangga ditanggung sendiri. Meskipun kondisi ini umum, membiarkan stres terus berlangsung dapat memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Banyak orang menganggap stres hanya berdampak pada emosi, padahal tubuh juga bisa terdampak secara fisik.
Ketika seseorang mengalami stres berkepanjangan, tubuh memproduksi hormon kortisol secara berlebihan. Hal ini dapat menurunkan massa otot, meningkatkan penumpukan lemak, dan menurunkan sistem kekebalan tubuh. Menurut dokter sekaligus hypnotherapist dr. Yuliana, CHT, rasa sakit yang dialami tidak selalu bersumber dari kondisi fisik. Tubuh sering kali memberikan sinyal ketika mental atau emosi sedang terganggu.
Pusing dan pegal adalah respons alami tubuh terhadap tekanan emosional yang tidak diolah dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu, terutama ibu rumah tangga, untuk mulai mengenali tanda-tanda stres dan melakukan langkah pencegahan sejak dini.
“Baca Juga : Penemuan Energi Baru di Bawah Permukaan Bumi”
Pusing dan Badan Pegal Kenali Gejala Fisik Stres: Dari Migrain hingga Masalah Lambung
Pusing dan Badan Pegal Gejala stres tidak hanya muncul dalam bentuk emosional, tetapi juga dalam bentuk fisik yang sering diabaikan. Beberapa tanda umum antara lain:
1. Pusing atau Migrain
Pusing sering kali muncul saat seseorang merasa tertekan atau terbebani ekspektasi untuk tampil sempurna. Kondisi ini bisa menjadi sinyal kelelahan pikiran dan tubuh. Saat mengalami migrain, cobalah duduk di tempat tenang, pejamkan mata, tarik napas dalam, dan ucapkan afirmasi positif.
2. Vertigo
Perasaan cemas yang berlebihan bisa menyebabkan gangguan keseimbangan atau vertigo. Untuk meredakannya, lakukan teknik grounding sederhana seperti memegang gelas hangat sambil menarik napas tenang selama lima menit setiap pagi.
3. Masalah Lambung
Stres juga berdampak pada sistem pencernaan, seperti meningkatnya produksi asam lambung yang menyebabkan perut kembung, mual, atau nyeri ulu hati. Salah satu cara mengatasinya adalah menulis jurnal harian untuk meluapkan beban emosi secara sehat.
Kelola Stres dengan Teknik Relaksasi dan Dukungan Emosional
Mengelola stres membutuhkan pendekatan menyeluruh yang melibatkan relaksasi mental dan dukungan sosial. Teknik seperti deep breathing, menulis jurnal, dan afirmasi positif terbukti membantu menurunkan tekanan emosional. Para ibu juga dianjurkan untuk membangun sistem dukungan sosial, seperti bergabung dalam komunitas atau berbicara dengan tenaga profesional.
Tubuh adalah cermin dari kondisi batin seseorang. Jika tubuh mulai menunjukkan sinyal seperti pegal atau pusing tanpa sebab medis jelas, mungkin saatnya untuk mengevaluasi kondisi mental. Keseimbangan antara fisik dan emosi sangat penting agar dapat menjalani aktivitas harian dengan sehat dan bahagia.
Melalui pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan antara stres dan gejala fisik, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan proaktif dalam menjaga kesehatan secara menyeluruh.
Sakit Pundak dan Leher Bisa Jadi Tanda Tubuh Butuh Istirahat
Rasa sakit pada pundak dan leher sering kali muncul sebagai respons tubuh terhadap tekanan emosional dan beban mental berlebih. Kondisi ini banyak dialami oleh ibu rumah tangga atau pekerja yang harus memikul tanggung jawab besar dalam kesehariannya. Ketegangan otot di area tersebut menjadi sinyal bahwa tubuh memerlukan istirahat, relaksasi, dan perhatian lebih.
Saat seseorang mengalami stres kronis, sistem saraf simpatik aktif secara terus-menerus dan membuat otot-otot menjadi kaku. Rasa sakit di leher atau pundak umumnya terjadi karena tubuh berada dalam kondisi tegang tanpa disadari. Menurut ahli terapi tubuh dan pikiran, ketegangan ini berakar dari emosi yang tertahan dan pikiran yang tidak tersalurkan dengan sehat.
Untuk meredakan ketegangan ini, salah satu teknik sederhana yang bisa dilakukan adalah bersandar ke dinding, menutup mata, lalu menarik napas dalam-dalam. Bayangkan beban yang dirasakan perlahan lepas dari pundak. Setelah itu, lakukan peregangan ringan seperti memutar bahu atau menundukkan kepala secara perlahan.
Langkah sederhana ini dapat membantu mengaktifkan sistem saraf parasimpatik, yang bertugas menenangkan tubuh. Jika dilakukan secara konsisten, teknik ini bisa menurunkan tingkat ketegangan otot dan mencegah rasa sakit kambuh.
Sebagai langkah pencegahan, penting untuk mengenali sinyal tubuh sejak dini. Jika pundak dan leher sering terasa sakit, evaluasi kembali beban emosional dan pola aktivitas harian. Memprioritaskan waktu istirahat, mengelola stres, dan memberi ruang pada diri sendiri untuk beristirahat merupakan bentuk perawatan diri yang penting. Kombinasi antara teknik relaksasi dan kesadaran emosional bisa menjadi kunci utama menjaga kesehatan tubuh dan jiwa secara seimbang.