ABG Cantik
Remaja 18 Tahun di Bengkulu Bunuh Ibu Kandung Saat Salat Dzuhur
wantmag.com – ABG Cantik Seorang remaja perempuan berinisial NR (18) di Kota Bengkulu tega menghabisi nyawa ibu kandungnya sendiri. Korban berinisial Y (50), seorang ibu rumah tangga, tewas dibunuh saat sedang melaksanakan salat Dzuhur di rumahnya. Peristiwa tragis itu terjadi pada Sabtu siang, 2 Agustus 2025, di Jalan Manggis, Kelurahan Panorama, Kecamatan Gading Cempaka.
Kejadian mengejutkan ini mengundang perhatian luas warga sekitar dan langsung ditangani oleh pihak kepolisian setempat. Motif pembunuhan masih dalam penyelidikan lebih lanjut.
“Baca: Pemulihan Ekonomi Indonesia Menghadapi Ketidakpastian Skala Global”
Pelaku ABG Cantik Pukul dan Tikam Ibunya Saat Sedang Sujud
Kanit Reskrim Polsek Gading Cempaka, Iptu Putra Agung, menjelaskan kronologi peristiwa tersebut. Menurutnya, pelaku memukul kepala korban menggunakan ulekan cobek saat korban sedang sujud. Setelah korban tersungkur, pelaku menikam bagian leher dan dada korban sebanyak tiga kali menggunakan senjata tajam.ABG Cantik
“Korban tewas usai ditusuk sebanyak tiga kali, di bagian leher dan dada, setelah sebelumnya dihantam di kepala,” kata Iptu Putra.
Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 13.00 WIB, saat korban tengah menjalankan ibadah salat Dzuhur. Pelaku kemudian berlari keluar rumah dan menemui tetangga. Ia mengaku telah membunuh ibunya dan meminta tolong agar kedua adiknya dijaga.
Polisi Amankan ABG Cantik Pelaku, Motif Masih Diselidiki
Setelah menerima laporan warga, polisi segera datang ke lokasi dan menangkap pelaku tanpa perlawanan. Saat diamankan, NR masih berada tidak jauh dari tempat kejadian. Polisi menyita sejumlah barang bukti, termasuk senjata tajam dan ulekan cobek yang digunakan untuk menyerang korban.
Hingga saat ini, motif pembunuhan belum diungkap secara resmi. Pihak kepolisian masih melakukan pemeriksaan terhadap pelaku dan saksi-saksi lainnya. Kasus ini menambah daftar kekerasan dalam rumah tangga yang berujung tragis di Indonesia.
Psikolog forensik menyarankan adanya evaluasi kejiwaan terhadap pelaku, mengingat tindakan yang dilakukan sangat ekstrem dan tak lazim. Pemerintah daerah diimbau memperkuat pendampingan remaja untuk mencegah kekerasan dalam keluarga ke depannya.
Polisi Dalami Dugaan Gangguan Jiwa Pelaku Pembunuhan Ibu Kandung di Bengkulu
Kasus pembunuhan ibu kandung oleh anak perempuannya di Bengkulu kini memasuki tahap penyelidikan lanjutan. Pelaku berinisial NR (18) diduga memiliki riwayat gangguan kejiwaan. Hal ini diungkap berdasarkan keterangan beberapa tetangga korban yang mengenal keseharian pelaku dan keluarganya.
Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Gading Cempaka, Iptu Putra Agung, mengatakan bahwa aspek kejiwaan pelaku menjadi fokus utama dalam penyelidikan. “Dari keterangan tetangga korban, pelaku mempunyai riwayat gangguan jiwa, namun hal ini masih kita dalami,” ujarnya.
Pembunuhan terjadi saat korban, Y (50), sedang menjalankan salat Dzuhur di rumahnya pada Sabtu siang, 2 Agustus 2025. Pelaku memukul kepala korban dengan ulekan cobek dan menikamnya tiga kali menggunakan senjata tajam. Usai kejadian, pelaku keluar rumah dan menyerahkan diri secara tidak langsung dengan memberitahukan perbuatannya kepada tetangga.
Saat ini, NR masih menjalani pemeriksaan intensif di Polresta Bengkulu. Penyidik dari Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) melakukan pendalaman terhadap motif, kondisi mental, dan kemungkinan latar belakang psikologis pelaku. Pihak kepolisian juga mempertimbangkan pemeriksaan medis untuk memastikan status kesehatan jiwa NR secara profesional.
Dalam konteks hukum Indonesia, pelaku kejahatan yang terbukti mengalami gangguan jiwa berat dapat dikenai pertanggungjawaban pidana yang berbeda, sesuai Pasal 44 KUHP. Oleh karena itu, validasi medis akan menjadi kunci penting dalam proses hukum selanjutnya.
Kasus ini membuka kembali diskusi soal pentingnya deteksi dini gangguan kejiwaan di lingkungan keluarga. Pemerintah daerah dan pihak terkait diimbau meningkatkan program kesehatan mental serta pendampingan psikologis bagi remaja. Pencegahan sejak dini dinilai penting untuk menghindari tragedi serupa di masa depan.
“Baca juga: Revitalisasi Perikanan Maluku Melalui Teknologi Digitalisasi” [2]