Gempa Bekasi M4,9 Rusak Rumah dan Sekolah di Karawang
GEMPA BEKASI M4,9 BERDAMPAK HINGGA KARAWANG
wantmag.com – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,9 mengguncang wilayah Kabupaten Bekasi pada Rabu (20/8/2025) malam. Guncangan dirasakan cukup kuat hingga Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Sejumlah rumah warga dan fasilitas umum dilaporkan mengalami kerusakan.
“Baca juga: Nasib Betrand Peto Setelah Ruben Gugat Cerai Sarwendah“ [2]
RUMAH DAN SEKOLAH ALAMI KERUSAKAN
Berdasarkan kaji cepat Tim Reaksi Cepat BPBD Karawang, beberapa rumah di Kampung Jungkur dan Kampung Kutamaneuh, Kecamatan Tegalwaru, mengalami kerusakan dinding. Fasilitas pendidikan juga terdampak. SDN Kutamaneuh 2 dilaporkan mengalami kerusakan serius. Plafon jebol dan menimpa meja kelas, sementara dinding cungkup atap retak. Puing-puing bangunan terlihat berserakan di area sekolah.
FASILITAS UMUM TERDAMPAK NAMUN TANPA KORBAN JIWA
Kerusakan serupa terjadi di aula serbaguna Kantor Kecamatan Pangkalan. Plafon bangunan roboh dan menimpa sarana umum. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyebut beruntung saat kejadian bangunan tidak digunakan. Tidak ada laporan korban jiwa akibat peristiwa ini. BPBD Karawang masih melakukan pendataan dan pemantauan lanjutan.
Gempa bumi dengan magnitudo sedang seperti M4,9 biasanya tidak menimbulkan kerusakan parah. Namun kondisi tanah dan struktur bangunan bisa memperburuk dampak. BNPB mengimbau warga tetap waspada terhadap potensi gempa susulan. Ke depan, penguatan bangunan tahan gempa dan kesiapsiagaan masyarakat menjadi prioritas penting untuk mengurangi risiko bencana serupa.
GEMPA BEKASI M4,7 RUSAK 8 RUMAH DAN FASILITAS UMUM DI KARAWANG
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,7 mengguncang Kabupaten Bekasi pada Rabu (20/8/2025) malam. Getaran dangkal itu dirasakan di sejumlah daerah Jawa Barat, termasuk Karawang. Hasil kaji cepat menunjukkan delapan rumah rusak dengan 20 jiwa dari delapan kepala keluarga terdampak.
Wilayah terdampak meliputi Desa Wanakerta, Desa Mulyajaya, dan Desa Parungsari di Kecamatan Telukjambe Barat, serta Desa Kutamaneuh di Kecamatan Tegalwaru. Selain rumah warga, kerusakan juga terjadi pada fasilitas umum, seperti SDN Kutamaneuh 2 dan aula serbaguna Kantor Kecamatan Pangkalan. Beruntung, saat gempa terjadi, bangunan sedang kosong sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyatakan tim reaksi cepat masih melakukan pemantauan. “Perkembangan detail jumlah kerusakan maupun potensi korban jiwa akan kami sampaikan secara berkala,” ujarnya, Kamis (21/8/2025).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa terjadi pukul 19.54 WIB dengan episenter 14 kilometer tenggara Bekasi. Kedalaman gempa relatif dangkal, akibat aktivitas sesar naik busur belakang Jawa Barat (West Java back arc thrust). BMKG melaporkan intensitas gempa bervariasi, mulai skala III–IV MMI di Bekasi hingga skala II MMI di Lebak dan Pandeglang.
Peristiwa ini menegaskan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat terhadap ancaman gempa di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat. BNPB dan BPBD mengimbau warga tetap waspada, memperhatikan keamanan bangunan, serta segera melapor jika terjadi kerusakan lanjutan. Peningkatan literasi bencana dan penguatan struktur rumah tahan gempa menjadi langkah krusial ke depan.
“Baca juga:Keajaiban Alam,Tempat yang Keberadaannya Tidak Terbayang”[2]