Komandan Teroris KKB
Komandan KKB Pan Heluka Tewas Terseret Arus Deras Kali Brasa
wantmag.com – Kelompok separatis bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) kembali kehilangan tokoh penting. Salah satu komandan mereka, Pan Heluka, dilaporkan tewas akibat terseret arus Kali Brasa di Yahukimo, Papua Pegunungan.
Peristiwa itu terjadi saat Pan Heluka dalam perjalanan dari Kota Dekai menuju markas kelompok TPNPB di Kimbule. Sungai Brasa yang dikenal berarus deras saat musim hujan menjadi lokasi nahas yang merenggut nyawanya. Kematian Pan Heluka menjadi kerugian besar bagi struktur komando Kodap XVI Yahukimo yang selama ini aktif melancarkan aksi kekerasan di wilayah pegunungan tengah Papua.
“Simak juga: UFC Musim Panas Penuh Drama,Mundurnya Dua Bintang Besar”4
Kronologi Hanyutnya Komandan Kodap XVI Yahukimo
Menurut Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, insiden terjadi ketika Pan Heluka mencoba menyeberangi Kali Brasa menuju markas di Kimbule. Arus sungai yang deras membuatnya terseret dan tidak bisa menyelamatkan diri.
“Pan Heluka dari Dekai hendak kembali ke markas TPNPB. Saat menyeberangi Kali Brasa, dia hanyut dan meninggal,” ujar Sebby, Kamis (24/7/2025).
Setelah kabar hilangnya Pan Heluka diterima, anggota TPNPB Kodap XVI Yahukimo langsung melakukan pencarian. Mereka menyusuri tepian sungai hingga akhirnya menemukan jasad korban dalam keadaan tidak bernyawa.
Profil Pan Heluka: Komandan Penuh Teror Sejak 2019
Pan Heluka bergabung dengan kelompok separatis bersenjata TPNPB Kodap XVI Yahukimo sejak 3 April 2019. Ia tergabung dalam Batalion Yamue dan dikenal sebagai salah satu komandan paling bengis.
Berdasarkan catatan aparat keamanan, Pan Heluka terlibat dalam sejumlah serangan terhadap aparat TNI-Polri serta masyarakat sipil. Namanya masuk dalam daftar pengawasan intensif oleh Satgas Operasi Damai Cartenz yang bertugas menangani kelompok kriminal bersenjata di Papua.
Kehadirannya di lapangan disebut sangat strategis bagi koordinasi serangan kelompok KKB di wilayah Yahukimo dan sekitarnya. Dengan kematiannya, struktur operasi TPNPB di wilayah tersebut diperkirakan akan mengalami guncangan.
Dampak Strategis Kematian Pan Heluka terhadap TPNPB
Tewasnya Pan Heluka menjadi pukulan telak bagi gerakan TPNPB-OPM, terutama di Papua Pegunungan. Kehilangan tokoh militan yang memiliki pengalaman tempur dan jaringan lokal luas akan memengaruhi kemampuan operasional kelompok tersebut.
Menurut analis keamanan dari Lembaga Kajian Pertahanan Nusantara, kematian seorang komandan lapangan seperti Pan Heluka bisa menciptakan kekosongan kepemimpinan. Ini berpotensi menurunkan moral pasukan dan memperlemah konsolidasi kelompok di medan.
Di sisi lain, pemerintah dan aparat keamanan diharapkan memanfaatkan momen ini untuk memperkuat pendekatan non-militer. Pendekatan pembangunan dan dialog damai tetap menjadi strategi jangka panjang untuk meredam konflik di Papua secara berkelanjutan.
“Baca juga:Mengapa Kominfo Bisa Memutuskan untuk Memblokir Starlink?” [2]